
Masyrakat Gampong Ceurih Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Menggelar Kenduri Nuzulul quran pada taggal 25 Mei 2019.Dengan menyembelih 2 ekor sapi dan bantuan kuah 1 belanga, warga Gampong Ceurih Selamat secara bersama-sama dan bergotong royong memasak kuah belangong sebagai menu berbuka puasa bersama dengan mengundang warga dari desa-desa tetangga sudah menjadi adat warga setempat.Desa tetangga yang diundang pada kenduri ramadan kali ini terbatas desa yang berada dalam wilayah Kemukiman Simpang Tujuh , sebab gampong Ceurih pun merupakan salah satu desa yang ada dalam kemukiman tersebut.
Jumlah desa atau gampong tetangga yang ikut hadir pada acara buka puasa bersama memperingati Nuzulul Quran sebanyak 14 desa dengan diwakili 10 orang setiap gampongnya. Ke 14 gampong tersebut yaitu: Ilie,Lamteh,Lamglumpang,Doy,Ie Masen Ulee Kareng,Pango Raya,Pango Deah,Lambhuk,Lamgapang, Lamujong Mns Intan,Lamujong Mns Baet,Miruk,Rumpet juga ada undangan lain
Selain warga desa tetangga, panitia kenduri ramadhan Gampong Ceurih juga mengundang unsur Muspika diantaranya Camat Ulee Kareng, Kapolsek, dan Koramil. Namun tidak semua undangan dapat hadir karena mereka sudah terlebih dahulu mempunyai agenda sendiri.Sedangkan untuk warga sendiri, kuah beulangong sudah dibagikan pada siang hari atau menjelang waktu buka puasa kepada setiap kepala keluarga. Dari jumlah sapi dan yang dipotong menghasilkan 13 kuali sedang dan besar kuah/gulai yang didistribusikan kepada 600 KK.
Pembagian kuah dilakukan dengan sistem kupon, warga yang mendapatkan kupon dari panitia, maka mereka mendapatkan jatah ambil kuah yang sudah dimasak di samping Meunasah Gampong Ceurih dari bagian dapur. Jatah ambil kuah dibuka sejak pukul 13:00 – 16: 00 Wib.Kemudian para undangan buka puasa bersama kenduri ramadan mulai berdatangan ke Meunasah Gampong Ceurih pada sore hari sekira pukul 17:30. Mereka berdatangan secara serentak dengan para undangan dari desa-desa lainnya.Menyambut para tamu, pihak panitia sudah menyiapkan segala kebutuhan, misalnya plot tempat masing-masing rombongan yang sudah ditentukan, hidangan jatah kenduri dari warga desa penyelenggara kenduri, tempat parkir tamu, dan pelayanan semaksimal mungkin yang dapat diberikan oleh panitia untuk “peu mulia jamee.”
Begitu saat berbuka puasa dimulai seluruh warga baik tuan rumah maupun para undangan duduk bersama diatas tikar yang digelar di halaman meunasah makan bersama menyantap hidangan kenduri. Suasana kebersamaan sangat terasa dalam acara kenduri seperti ini.Setelah acara buka puasa bersama usai dilakukan, seluruh warga melaksanakan shalat magrib berjamaah sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Saat pulang terlihat beberapa warga yang juga membawa pulang sedikit kenduri untuk keluarga mereka. Meskipun tidak banyak yang dibawa pulang namun makan makanan kenduri memiliki kebahagiaan tersendiri oleh anggota keluarga mereka di rumah.Begitulah adat dan resam warga Gampong Ceurih dalam menyambut dan memperingati 17 Ramadan. Di mana pada hari itu diyakini sebagai hari atau malam diturunkannya Al-Quran oleh Allah Swt kepada Muhammad Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dengan berbagi makanan kepada orang-orang yang berpuasa dengan harapan akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu Wata’aala. Sebagaimana sabda Rasulullah “siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”Selama bulan Ramadan, tradisi kenduri atau makan bersama di Aceh biasanya dilakukan dua kali. Pertama kenduri khatam Al-quran dan kedua, kenduri Nuzulul Quran.
Namun, ada juga tradisi kenduri itu dibuat secara bersamaan apabila kegiatan tadarus di masjid atau mushalla selama malam Ramadan telah khatam (selesai).Tradisi kenduri atau syukuran di Aceh tak lepas dari hidangan menu Kuah Beulangong (masakan kari yang dimasak pada kuali besar).Sejak dinihari, masyarakat telah berjibaku mempersiapkan hidangan kenduri Nuzulul Quran guna disantap bersama ketika waktu berbuka puasa.“Kita kumpul dana secara kebersamaan dan hasilnya kita nikmati bersama. Orang yang tidak menyumbang kita bagi juga, fakir miskin dan kaya kita bagi sama,” ujar Tgk Imum Tgk H Murhaban Nafi.